Buku Kartun Sebagai Alat Kampanye Kreatif Berkelanjutan

Facebooktwitteryoutubeinstagramby feather

Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah berlalu, kini kita sedang masuk tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Alat kampanye berupa buku komik digital menjadi alternatif, seperti yang saya buat untuk salah satu kontestan pemilu.

Pilkada adalah pemilihan yang dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang telah memenuhi persyaratan. Pilkada yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan Kabupaten/Kota itu akan berlangsung pada Rabu, 27 November 2024.

Baca Juga: Buku Jawa Timur Menyongsong 2045

Dalam pemilu maupun pilkada, alat peraga kampanye (APK) menjadi umum dipakai para kontestan. APK merupakan semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program, dan/atau informasi lainnya dari peserta pemilu maupun pilkada, simbol atau tanda gambar peserta pemilu maupun pilkada, yang dipasang untuk keperluan kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih peserta pemilu maupun pilkada tertentu.

Dalam Pasal 34 PKPU Nomor 15 Tahun 2023 disebutkan yang masuk dalam APK adalah reklame, spanduk, dan umbul-umbul. Uniknya, buku apalagi buku komik tidak disebut sebagai bagian dari APK. Walaupun secara isi, buku komik bisa memuat visi, misi, program, dan/atau informasi lainnya dari peserta pemilu maupun pilkada.

Berdasarkan pengalaman pemilu 2024 lalu, ada seorang kontestan bernama Agatha Retnosari menggunakan buku komik sebagai APK. Agatha kembali maju bersama PDI Perjuangan untuk memperebutkan 8 kursi DPRD Jawa Timur dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jatim 1 Kota Surabaya.

Siapa Agatha, bagaimana sepak terjangnya selama ini, dan sederet programnya disajikan dengan apik dan menarik dalam komiknya. Masyarakat Surabaya pun bisa dengan cepat menerima profil Agatha karena buku ini berbentuk digital. Hanya dengan WA, link berapa e-book bisa tersebar dengan sangat cepat dan murah.

Sebagai bagian dari APK, buku komik digital menganut asas pemilu berbiaya rendah dan ramah lingkungan. Apalagi jika dibandingkan dengan APK lain seperti spanduk dan umbul-umbul. Ke depan, baik kiranya makin banyak peserta pemilu atau pilkada yang terdorong untuk menggunakan buku komik digital sebagai APK.

Dalam buku itu, kita dapat mengenal Agatha yang lahir di Surabaya, 16 Oktober 1973. Dia adalah alumnus Teknik Lingkungan ITS dan Magister Hukum Pembangunan UNAIR demi mendukung kinerja sebagai DPRD Provinisi Jawa Timur sejak 2014. Sosok yang menyebut dirinya perempuan biasa itu merasa bahagia dengan suami dan 2 orang anak yang hebat.

“Hiduplah seperti ikan di lautan, meskipun setiap hari dia hidup di air laut yang asin, dagingnya tak pernah bisa jadi asin karena daya hidup di dalam dirinya. Jika daya hidup itu hilang maka ikan yang mati meski tak lagi di dalam air laut yang asin, dagingnya akan menjadi asin saat digarami karena sudah tidak ada daya hidup lagi padanya” adalah salah satu kutipannya.

Baca juga: Buku Melayani dalam Sunyi. Refleksi Hidup Seorang Pelayan

Sejak tahun 2004, Agatha menjadi anggota Partai PDI Perjuangan sampai sekarang. Pengalaman berpolitiknya, menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur 2019 – 2024. Selama menjabat dia banyak melakukan advokasi dampak Corona Virus, advokasi pupuk petani, dan advokasi harga sembako.

Jabatan serupa dia emban untuk periode 2014 – 2019. Kala itu yang ia lakukan adalah banyak melakukan advokasi Perda HIV AIDS dan Perda Perlindungan Tenaga Kerja. Berikutnya adalah gencar mengadvokasi bidang pendidikan, kesehatan dan tenaga kerja.

Link Buku Komik Agatha Retnosari yang saya tulis bisa diklik di sini.

Facebooktwitterby feather
wawan
Pribadi sederhana yang ingin terus belajar di bidang komunikasi. Dimulai dari menulis, fotografi, media relations, kadang-kadang menggambar, sampai mengadakan acara komunikasi seperti berbagai lomba dan pelatihan jurnalistik/ fotografi.
https://www.fransalchemist.com

Leave a Reply