Buku Jawa Timur Menyongsong 2045

Facebooktwitteryoutubeinstagramby feather

Perubahan yang terjadi secara cepat akibat Revolusi Industri 4.0 merupakan sebuah keniscayaan. Era digital telah melahirkan fenomena big data, algoritma, kecerdasan buatan (artificial intelligence), kehadiran robot, machine learning, virtual serta augmented reality.

Baca Juga: Buku Lemhanas: Indonesia Menuju 2045

Ke depan perkembangan semua fenomena itu tentu akan semakin pesat dan mungkin tak terbayangkan oleh nalar kita sekarang. Datangnya era digital ini menyebabkan perubahan cara kerja manusia di berbagai bidang misalnya kesehatan, pendidikan, bisnis maupun kehidupan sosial.

Di bidang kesehatan muncul telemedicine yang mengubah cara pertemuan antara dokter dan pasien. Konsultasi kesehatan, diagnosa penyakit, pemberian resep, pemeriksaan fisik pasien bahkan treatment penyakit berupa tindakan operasi dan terapi lain tak lagi berlangsung secara tatap muka. Saat ini konsultasi dan diagnosa kesehatan serta peresepan obat sudah dapat dilakukan melalui berbagai aplikasi seperti halodoc, alodokter, KlikDokter, dan lain-lain.

Di masa depan yang tak terlalu jauh diperkirakan pemeriksaan fisik pasien misalnya berupa ronsen, ultrasonografi, dan pemindaian organ tubuh juga bakal dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan robot dan kecerdasan buatan. Begitu pula dengan tindakan dokter berupa operasi dan terapi lain. Peran dokter, perawat dan tenaga medis lain akan digantikan oleh aplikasi dan robot. Dengan big data dan kecerdasan buatan, diagnosa penyakit pasien bisa dibuat lebih presisi. Hasil tindakan operasi yang dilakukan oleh robot dengan machine learning bisa lebih baik ketimbang yang dilakukan oleh dokter biasa.

Begitu pula di bidang pendidikan telah terjadi perubahan drastis dalam hubungan guru dan murid, serta antara dosen dan mahasiswa. Wabah Covid-19 telah mempercepat terjadinya pembelajaran jarak jauh di semua level pendidikan di Indonesia. Pertemuan langsung secara tatap muka di kelas dan ruang kuliah kini jarang dilakukan. Sebagai gantinya, guru dan dosen bertemu dengan murid dan mahasiswanya secara daring melalui aplikasi online.

Kelas-kelas pembelajaran jarak jauh makin berkembang. Para guru semakin terbiasa menggunakan aplikasi seperti Google Classroom, Animaker, Edmodo, dan lain-lain untuk transfer ilmu kepada siswa. Begitu pula para siswa semakin terbiasa menjalani kursus-kursus tambahan melalui berbagai aplikasi. Era digital juga membuka peluang berkembangnya konsep self learning. Para siswa dan mahasiswa dapat berselancar sendiri di internet atau mengikuti berbagai aplikasi untuk menambah ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan dan minat masing-masing.

Baca Juga: Buku Melayani Dalam Sunyi. Refleksi Hidup Seorang Pelayan

Di dunia bisnis, pertemuan antar manusia secara langsung juga semakin jarang terjadi. Rapat-rapat bisnis sekarang semakin sering dilakukan secara daring lewat aplikasi Zoom, Google Meeting, dan lain-lain. Kini orang juga makin terbiasa dan nyaman berbelanja aneka kebutuhan melalui berbagai aplikasi marketplace. Era digital seperti membuktikan jitunya ramalan alias Jangka Jayabaya tentang Pasar (yang) Ilang Kumandange. Pasar tempat manusia bertemu secara fisik untuk melakukan jual-beli kini semakin sepi. Suaranya semakin lirih, nyaris tak terdengar.

Di masa depan yang tak terlalu jauh, terutama bila jaringan internet 6 Generation (6 G) sudah berfungsi, rapat-rapat dan transaksi secara daring itu akan semakin terasa nyata berkat teknologi augmented reality. Meski berada di rumah masing-masing atau berada di berbagai pelosok dunia, orang-orang akan merasa seakan hadir bersama di ruang rapat.  Mereka saling berbicara dan menyampaikan presentasi seolah berhadapan secara langsung dengan kolega atau pimpinannya.

Perubahan dan perkembangan itu tentu harus diantisipasi oleh semua pihak di Indonesia. Terutama dalam menyongsong 100 Tahun Indonesia Merdeka di Tahun 2045. Ketika kita berharap Indonesia di saat itu sudah menjadi negara maju, berdiri sejajar dan tak kalah dengan negara-negara lain yang telah lebih dulu mengecap kemajuan. Dalam konteks itu, Jawa Timur harus ikut berkontribusi mendorong kemajuan Indonesia. Turut bergotong royong memastikan cita-cita itu terwujud. Kami bahkan berharap Jawa Timur dapat menjadi pionir dan proyek percontohan kemajuan itu.

Baca Juga: Buku Trans Papua: Tak Sekadar Mengaspal Tetapi Membangun Konektivitas Budaya

Jawa Timur memiliki banyak bakat sekaligus sumber daya manusia cemerlang yang bisa menjadi modal di era digital. Salah satunya adalah Ainun Najib, anak muda ahli teknologi informatika, yang diharapkan oleh Presiden Joko Widodo untuk mau pulang membangun tanah air. Saat ini Ainun Najib tinggal di Negeri Singa dan bekerja sebagai Head of Analytics, Platform & Regional Business di Grab Singapura. Bakat-bakat cemerlang seperti Ainun Najib tentu harus terus dipupuk agar selalu tumbuh berkelanjutan.

Jumlah penduduk Jawa Timur yang mencapai 40,67 juta jiwa didominasi Generasi Millenial dan Generasi Z. Generasi millenial yang saat ini berumur 24 sampai 39 tahun, persentasenya mencapai 24,32%. Sedangkan generasi Z yang rentang umurnya 8 sampai 23 tahun, persentasenya 24,80%.  Mereka adalah generasi produktif dan diharapkan menjadi bonus demografi bagi Jawa Timur di tahun 2045.

Kami menyadari pentingnya kualitas kesehatan dan pendidikan bagi generasi muda di Jawa Timur. Kualitas kesehatan yang tinggi ibarat perangkat keras bermutu tinggi di komputer. Bila kecepatan, memori dan kapasitas penyimpanan besar, jadilah super komputer yang dahsyat. Sementara pendidikan ibarat perangkat lunak di komputer. Bila komputer sudah bagus, maka tinggal diisi dengan perangkat lunak berupa berbagai program bermutu.

Karena itu pemerintah Jawa Timur bertekad untuk memberantas stunting di kalangan anak-anak. Meski dilanda wabah Covid-19, pemerintah tetap berupaya menjaga jangan sampai ada lost generation di Jawa Timur. Stunting harus dicegah agar fisik anak-anak sehat dan kuat serta kemampuan otaknya berkembang maksimal. Pemberian gizi tambahan kepada anak-anak di sekolah dan di masyarakat melalui pos pelayanan terpadu (Posyandu) menjadi program wajib di Jawa Timur.

Hal lain yang tak kalah penting adalah menyediakan fasilitas olahraga agar warga Jawa Timur dapat memelihara dan menjaga kebugaran dan kesehatan tubuhnya. Seperti kata pepatah, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Tersedianya Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit dengan jumlah yang cukup dan sarana dan prasarana yang memadai dan bermutu, termasuk tenaga dokter dan perawat, juga menjadi keharusan. Dengan demikian hak masyarakat untuk bisa hidup sehat dan bebas dari penyakit bisa terpenuhi.

Baca Juga: Buku Project Ready To Offer KEK Dan KI

Pemerintah Jawa Timur juga berusaha terus menyediakan fasilitas pendidikan yang bermutu dan gratis bagi para siswa. Kami berharap generasi muda di Jawa Timur minimal menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA/SMK. Bagian yang tak kalah penting adalah pendidikan karakter kebangsaan dan spiritual. Lewat pendidikan karakter kebangsaan, anak-anak diajari dan dilatih untuk saling menghargai, menghormati, bertoleransi dan mengasihi sesama tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan.

Generasi muda Jawa Timur perlu pula dibekali dengan literasi digital yang baik agar dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB), mendefinisikan literasi digital sebagai kecakapan (life skills) yang lengkap. Tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi, tetapi juga kemampuan pembelajaran bersosialisasi, sikap berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetisi digital. Anak-anak muda harus mengakselerasi literasi digital yang meliputi digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety.

Di dunia kerja, pemerintah Jawa Timur berusaha memfasilitasi berkembangnya industri kreatif dengan menyelenggarakan Millenial Job Center. Ajang ini mempertemukan pelaku usaha dengan mentor dan klien. Supaya ada peningkatan kemampuan pelaku usaha misalnya bisa berpromosi dengan memanfaatkan digital marketing. Mampu membuat konten yang menarik untuk mempromosikan dan memasarkan produknya. Sekarang ini industri kreatif di Jawa Timur semakin tumbuh misalnya di bidang kuliner, desain, fashion, fotografi, videografi dan periklanan. Semuanya menunjang pertumbuhan ekonomi dan menambah penciptaan lapangan kerja.

Kami gembira bahwa berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membenahi sektor kesehatan, pendidikan dan ekonomi menyongsong era digital itu telah cukup terangkum baik dalam buku Jawa Timur Menyongsong 2045 ini. Tentu masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Pada saat yang sama, masih ada waktu untuk terus mendorong dan meningkatkan kapasitas pemerintah maupun masyarakat agar terwujud kemajuan seperti yang kita angankan bersama.

Akhir kata, kami menyambut baik terbitnya buku Jawa Timur Menyongsong 2045. Kami berharap buku ini dapat menjadi semacam pedoman sekaligus pengingat bagi kita bersama untuk selalu berada di jalur yang benar menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka. Agar tercipta negara dan bangsa yang maju, modern, sejahtera dalam keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Surabaya,  15 Maret 2022

Gubernur Jawa Timur

Khofifah Indar Parawansa

* Saya menjadi Penulis bersama Bernada Rurit dan Nugroho Dewanto di buku yang berjudul “Jawa Timur Menyongsong 2045” (2022).

Facebooktwitterby feather
wawan
Pribadi sederhana yang ingin terus belajar di bidang komunikasi. Dimulai dari menulis, fotografi, media relations, kadang-kadang menggambar, sampai mengadakan acara komunikasi seperti berbagai lomba dan pelatihan jurnalistik/ fotografi.
https://www.fransalchemist.com

Leave a Reply