Puisi | Di Balik Kesunyian Makam

Ayunan langkah senyap melewati berderet nisan
Kabut senja menambah kesan sunyi berdebu
Tidak ada lagi semarak kehidupan
Hanya lidah terbelit kelu

Masih kudengar teriak lantang kalian
Mengobarkan semangat atau justru penanda akhir kehidupan
Mundur bukanlah pilihan, sekadar pamit mengenakan sarung
Tak pernah terpikir, ada secangkir kopi yang

Puisi | Arti Sebuah Perjalanan

Melangkahkan kaki tuk satu tujuan
Awalnya aku merasa sendirian
Tidak tahu sekarang jam berapa, sedang berada di mana, hanya di sini
Berharap pada rahmat yang akan membawaku kembali

Di kejauhan terdengar anjing liar melingking sayup menciutkan nyali
Embun mulai turun dihembus angin, mendesir di bawah telinga
Menyibak ilalang penuh onak,

Puisi | Menyapa-Mu Dalam Puspa Pesona

Bunga anggrek bulan (phalaenopsis amabilis) yang bahasa Indonesia disebut Puspa Pesona mekar sempurna di depan rumah.

Hati gundah menantimu Musim telah berganti Asa rasanya ingin berlari Namun hati masih menyebut namamu Hariku menjadi harimu Mengalirkan perhatian tanpa henti Supaya kasih memenuhi hatimu Memekarkan hasrat menolak mati Harapan itu kini mekar mempesona Menyebarkan pesona Menyapa banyak persona Inilah dirimu, Sang Puspa Pesona Melihat dirimu hari ini, sempurna mekar di Minggu yang syahdu Mengingatkan semua orang pada asal dari semua

Puisi | Bersyukur

Bersyukur Ayunan kaki mengebas debu Deru motor tak peduli jalur Gas mobil diinjak tanpa risau Bahkan napas pun tak disadar

Taunya hari akan berakhir Petasan menderu memekak telinga Langit menjadi benderang oleh sinar Klakson kendaraan pun menusuk telinga Saatnya diam, merenung dalam sunyi Dalam sujud, membiarkan Ia berkata lirih Menyadari segala yang Ia berikan sebagai anugerah Tanpa takut akan diambilNya kembali Sumeleh marang Gusti Aku