by
by
Ayunan kaki mengebas debu
Deru motor tak peduli jalur
Gas mobil diinjak tanpa risau
Bahkan napas pun tak disadar
Taunya hari akan berakhir
Petasan menderu memekak telinga
Langit menjadi benderang oleh sinar
Klakson kendaraan pun menusuk telinga
Saatnya diam, merenung dalam sunyi
Dalam sujud, membiarkan Ia berkata lirih
Menyadari segala yang Ia berikan sebagai anugerah
Tanpa takut akan diambilNya kembali
Sumeleh marang Gusti
Aku ini hanyalah debu
Apalah hakku menuntut ini dan itu
Biarlah kehendakNya terjadi, sekarang dan nanti
Jakarta 03.01.18
Baca Juga: Puisi: Arti Sebuah Perjalanan
Baca Juga: Menyapa-Mu Dalam Puspa Pesona